Senin, 18 Mei 2009

pisang,pisang...

TEMPO Interaktif, Tokyo: Bagi Anda yang jenuh melakukan berbagai cara untuk berdiet, mengapa tidak mencoba satu lagi jurus diet yang kini sedang ngetren di Jepang? Teknik diet teranyar yang dikatakan dapat menurunkan berat badan dengan wajar dan tidak mendatangkan stres itu dinamakan "Diet Pisang Waktu Pagi", demikian yang dilaporkan surat kabar Sydney Morning Herald. Caranya simpel: santaplah sebiji pisang (boleh lebih) saat sarapan pagi, kemudian makan apa saja yang Anda suka saat makan siang atau makan malam (sebelum jam 8 malam). Makanan ringan jam tiga sore boleh-boleh saja, tapi jangan ada makanan penutup setelah makanan utama, serta Anda harus tidur sebelum tengah malam.Kiat ini bisa jadi merupakan cara paling mudah untuk diikuti di dunia. Bahkan, kepopuleran diet tersebut menyebabkan muncul satu masalah lagi, yaitu berkurangnya persediaan pisang yang dihadapi oleh negara Matahari Terbit itu. Akibatnya, harga pisang meningkat, namun permintaan untuk buah itu tidak menunjukkan tanda menurun dan lebih 600 ribu salinan buku mengenai diet tersebut laris manis bak kacang goreng. Kegilaan ini mencapai tahap baru bulan lalu ketika sebuah stasiun televisi di Tokyo menayangkan program televisi yang menunjukkan bekas penyanyi opera Jepang yang gemuk, Kumiko Mori, kehilangan tujuh kilogram berat badan selepas mengikuti diet tersebut. Diet itu dicetuskan Sumiko Watanabe, pakar farmasi asal Osaka, yang begitu berminat dengan perobatan herbal Cina. Sumiko, yang juga dosen di Universitas Tokyo, pada mulanya ingin mencari cara diet yang efektif bagi Hitoshi, suaminya. Setelah enam bulan menyantap pisang di pagi hari, Hitoshi makin langsing dengan berat badan 59 kilogram daripada sebelumnya yang mencapai 72 kilogram.
Interaktif, Osaka:Keiko sangat kecewa. Gadis manis berusia 21 tahun itu sudah sebulan ini berburu pisang untuk program dietnya. Dia sudah keliling sejumlah toko dan supermarket di kotanya di Jepang, tapi selalu kehabisan stok. "Tiap hari saya mendatangi supermarket OK tapi sudah sebulan ini tak ada pisang di rak-rak di toko," katanya kesal.Akai sebenarnya tidak ndut-ndut amat. Berat badannya cuma 45 kilogram. Badannya langsing, itu berkat hobi renangnya. Roknya pun kecil, dia memakai Zara ukuran terkecil, XS. Dia sebenarnya tak butuh diet. Tapi mahasiswi itu ingin mengikuti tren yang sedang mengguncang Jepang: diet dengan sarapan pisang. Akai mendengar banyak artis yang sukses dengan diet cara mudah ini. Itu membuat stok pisang di Jepang benar-benar tandas"Toko-toko besar kini tidak ada stok pisang setelah jam 12.00 atau jam 15.00, walau itu supermarket Ito Yokado (jaringan pasar swalayan besar di Jepang)," kata Tomoyuki Horiuchi, perwakilan penjualan Tokyo Seika Boeki, importir buah-buahan terkemuka di Jepang, kepada Time.Keadaan itu kata Tomoyuki sudah terjadi sejak empat bulan lalu. Gara-garanya, apalagi kalau bukan tren diet pesang. Kini permintaan pisang di Jepang meningkat 25 persen dan pemasok pisang tak bisa memenuhinya. "Ini keadaan darurat," kata Hiromi Ohtaki dari Dole Japan, impotir buah-buahan di negeri tu. "Kami telah menjalankan bisnis selama 40 tahun, tapi baru kali ini terjadi."Rezim diet sarapan pagi pisang sebenarnya sederhana saja: sarapanlah dengan pisang (sebanyak yang anda suka) dan minur air putih yang tak dingin. Lalu, siang dan malam makan normal seperti biasa. Pukul 15.00 boleh diselingi dengan snack, tpai jangan menyantap makanan penutup di malam hari. dan tidurlah sebelum tengah malam.Sumiko Watanabe, ahli farmasi di Osaka, adalah penemu diet ini. Dia merancang proram ini untuk suaminya, Hitoshi Watanabe. Lelaki ini telah turun 15 kilogram dengan diet ini. Keberhasilan diet Watanabe ini menyebar lewat jejaring sosial di internet. Buku Diet Sarapan dengan Pisang juga meledak, laku 730 ribu buku dan sudah diterjemahkan ke bahasa Korea dan Taiwan. Program ini juga makin popular setelah ditayangkan di televisi yang menyodorkan kesaksian seorang penyanyi yang turun 7,5 kilogram dalam enam pekan. Sehari setelah ditayangkan, stok pisang di supermarket habis diserbu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar