Rabu, 06 April 2011

" ASI Eksklusif "


BANYAK bayi yang tak mendapat kesempatan air susu ibu (ASI) eksklusif hingga usia 24 bulan. Sebab, ibu-ibu mereka mungkin harus membagi waktu antara keluarga dan bayi. Selain itu, maraknya promosi susu formula membuat banyak ibu memilih memberikan minuman pengganti itu kepada bayi.

Padahal, banyak penelitian yang mengungkapkan betapa pentingnya ASI ekslusif. Selain nutrisinya yang membuat perkembangan otak bayi lebih optimal, peneliti menyatakan ASI dapat menekan angka kematian dini. Tak hanya itu, pemberian ASI pun terbukti mempererat hubungan emosional antara bayi dengan sang bunda.

* Kecerdasan bayi kian meningkat
Peneliti dari Durham University Inggris, Robert Burton, membandingkan masa kehamilan dan menyusui pada 128 spesies mamalia yang menyusui dan manusia. Rusa misalnya, memiliki masa kehamilan 7 bulan dan menyusui 6 bulan. Sedangkan manusia hamil selama 9 bulan dan rata-rata 24 bulan menyusui anak-anaknya. Ternyata ukuran otak rusa enam kali lebih kecil ketimbang manusia.

"Salah satu poin pentingnya adalah, temuan ini sesuai dan menguatkan panduan WHO yang menganjurkan ASI ekslusif diberikan sekurang-kurangnya selama 18 bulan hingga 2 tahun," ujar Burton baru-baru ini.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap 14.000 anak usia balita menunjukkan hasil yang hampir sama. Makin lama mendapatkan ASI eksklusif, tingkat kecerdasan anak cenderung lebih tinggi terutama dalam hal kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

Namun, belum semua ibu memiliki kesadaran untuk memberikan ASI eksklusif selama 24 jam. Di Inggris, 22 persen ibu tak pernah menyusukan anaknya sama sekali.

* Dapat menekan angka kematian bayi
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan pemberian ASI di Indonesia memprihatinkan saat ini. Hanya 15,3 persen bayi Indonesia yang menyusu hingga usia 6 bulan. Ibu-ibu Indonesia lebih sering memberikan susu formula pada anak mereka. Padahal, pemberian ASI ekslusif dapat menekan angka kematian bayi.

"Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia secara umum", kata dr Budiharja, DTM&H, MPH, Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes dalam acara seminar tentang Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi dalam Mendukung MDGs di Jakarta.

Ia memperkirakan setiap jam ada 17 bayi yang meninggal dan ini sangat memprihatikan. Menurutnya, angka-angka itu bukan sekadar statistik, tapi menunjukkan nyawa yang sebenarnya bisa diselamatkan. ASI eksklusif bisa mengurangi kematian bayi secara bermakna.

Hambatan dalam pemberian ASI eksklusif, kata dr Budiharja, adalah maraknya promosi dari susu formula, kurangnya fasilitas bagi ibu yang bekerja untuk menyusui atau memerah ASI bagi bayi.

* Meningkatkan hubungan emosional bayi dan bunda
Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat untuk nutrisi bayi, tapi bisa membentuk perkembangan emosional. Selama dalam dekapan bunda, bayi langsung mendapatkan kehangatan, kasih sayang, dan rasa aman. Kira-kira 80 persen perkembangan otak anak dimulai sejak masih di dalam kandungan sampai usia 3 tahun.

“Dibutuhkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan bisa diteruskan sampai anak berusia 2 tahun," imbuh di Budiharja.

* Nutrisi ASI lebih banyak ketimbang susu formula
Sementara IGAN Pratiwi selaku Ketua Satgas ASI IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) mengungkapkan ASI diperlukan untuk perkembangan otak sedangkan formula lebih kepada otot.

Komposisi gizi ASI dan formula jelas berbeda, meskipun belakangan banyak formula yang dibuat sebisa mungkin meniru komposisi ASI. Pada susu sapi kadar proteinnya lebih tinggi yaitu 3,4 persen, sedangkan ASI hanya 0,9 persen. Kadar laktosa di dalam ASI lebih tinggi, yaitu 7 persen sedangkan di dalam susu sapi sebesar 4,8 persen.

Menurut dr Pratiwi, laktosa sangat penting dalam proses pembentukan myelin otak. Myelin ini berfungsi untuk mengantarkan rangsangan yang diterima oleh bayi. Saat menyusu, si kecil juga menerima rangsangan pada inderanya, seperti mencium bau ibunya serta mendengar dan merasakan napas ibu.

AA dan DHA yang terkandung di dalam ASI juga dilengkapi dengan enzim lipase sehingga bisa dicerna oleh tubuh bayi, sedangkan pada susu formula memang ada AA dan DHA tapi tidak ada enzimnya. Hal ini karena enzim lipase baru dibentuk saat bayi berusia 6-9 bulan.

Manfaat lain dari ASI yang tidak didapatkan dari susu formula adalah kandungan kolostrum yang keluar di awal-awal menyusu. Kolostrum yang keluar saat bayi menyusu mengandung 1-3 juta leukosit (sel darah putih) dalam 1 ml ASI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar