Kamis, 03 Desember 2009

"Narsis"




MEMILIKI rasa bangga akan diri sendiri adalah hal positif bagi si kecil. Namun, apabila rasa bangga tersebut berlebihan, ini malah menjadi hal negatif dan harus segera dicegah.

Rasa bangga berlebihan ini populer disebut narsis. Narsis pada dasarnya adalah sifat pada seseorang yang melakukan tindakan berlebihan akan dirinya sendiri. Narsis ternyata tak hanya menjangkiti orang dewasa, anak-anak pun bisa memiliki sifat ini.

Psikolog anak Dra Roslina Verauli MPsi mengatakan, sebetulnya narsis merupakan istilah untuk kepribadian yang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk berpusat pada kehebatan, kemampuan, maupun kebesaran dirinya sendiri.

"Hal tersebut itulah yang lantas membuat seseorang yang bersangkutan seolah benarbenar berpusat ke dalam dirinya dan menyenangi diri secara berlebihan," ujar Psikolog yang akrab disapa Vera.

Vera mengatakan, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab seseorang menjadi narsis. Pada anak biasanya narsis bersumber pada temperamen bawaan anak itu sendiri. Sejumlah anak terlahir dengan kepribadian yang lebih sensitif dibandingkan dengan yang lainnya. Namun yang paling berperan adalah pengasuhan pada masa-masa awal kehidupan.

"Penyebabnya juga berkaitan dengan bagaimana perlakuan orangtua terhadap anak. Orangtua yang terlalu senang mengkritik dan menilai anak secara berlebihan akan menjadikannya tumbuh sebagai anak yang narsis," tutur psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.

Dan yang dibanggakannya pun, bisa apa saja, di antaranya kehebatan dirinya, tampilan secara fisik (ganteng atau cantik), kecerdasan, keadaan ekonomi orangtua yang mapan, popularitas orangtua, kekuasaan yang dimiliki orangtua yang biasanya secara tak langsung ikut dimiliki anak, dan sebagainya.

Vera menuturkan, yang penting untuk diingat, setiap manusia memiliki kecenderungan narsis. Narsis dalam kadar tertentu normal dan umum.Namun dalam kadar yang ekstrem, narsis bisa mengarah pada gangguan atau masalah kepribadian yang klinis, seperti yang kita kenal dengan istilah narcissistic personality disorder.

Dalam kadar yang normal, kecenderungan narsis yang mendorong seseorang untuk mengembangkan diri dan egonya. Membangun ego penting agar seseorang tetap merasa bahwa dirinya kompeten dan penting. Karena itu kelak ia mampu membawa dirinya dengan baik saat berhubungan dengan orang lain di sekitarnya dan menjalin hubungan yang interpersonal yang sehat.

Kepribadian yang berpusat pada diri sebetulnya juga dibutuhkan dalam beberapa profesi, seperti artis yang perlu menempatkan dirinya sebagai sosok yang diidolai dan menjadi pusat perhatian di atas sebuah panggung.

"Yang harus dihindari adalah narsis yang berlebih," tutur psikolog yang praktik di Empati Development Center.

Dalam kadar berlebih sehingga masuk dalam kategori gangguan klinis, narsis atau kecintaan terhadap diri justru mengarah pada membesarbesarkan diri secara berlebihan. Diri sendiri dipersepsi begitu hebat, penting, besar dan butuh untuk selalu dikagumi atau dipuja. Akibatnya, individu kehilangan kemampuan untuk berempati terhadap orang lain.

Kehilangan kemampuan berempati, menjadikan individu rentan akan eksploitasi orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri, senang mengendalikan orang lain, menyalahkan, bahkan gagal untuk melihat dari kacamata orang lain.

"Orang yang sudah mengalami gangguan kepribadian narsisme, biasanya rentan akan kritik. Baginya, kritik sesuatu yang menyakitkan dan sukar ditoleransi," tutur psikolog yang juga berpraktik di Rumah Sakit Cengkareng, Jakarta Barat.

Untuk menghindar dari situasi-situasi seperti ini, mereka kerap menghindar dan membatasi diri dari orang lain, bahkan mengisolasi diri. Dengan kata lain, gangguan kepribadian seperti ini kerap melibatkan emosi dan drama dalam menghayati dirinya sendiri.

Pendiri dari Mata Hati Insani, Farida Dalle, menuturkan, memiliki rasa kebanggaan akan diri sendiri memang mempunyai banyak manfaat yang baik, asal dengan porsi dan batas yang normal, tidak berlebihan.

"Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik," tandas wanita yang kerap menjadi trainer untuk public training khusus perempuan Women's Blessings Training.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar