Selasa, 08 Desember 2009

Sehat Dengan Saling Memaafkan





Menyimpan dendam tidak akan menyelesaikan masalah. Lebih buruk lagi, hal itu akan berdampak langsung pada kesehatan Anda. Riset terbaru menyebutkan, menyimpan dendam dan kebencian menyebabkan tekanan darah tinggi yang lantas bisa berujung pada penyakit stroke, gagal jantung, bahkan kematian.

Dalam momen yang masih bernuansa Idul Fitri seperti sekarang ini, agaknya memang tepat digunakan untuk saling bermaafan. Namun tentu saja bukan berarti kebiasaan tersebut hanya bisa dilakukan saat Idul Fitri. Selain dianjurkan oleh ajaran setiap agama, saling memaafkan juga sangat baik untuk menunjang kesehatan.

Para ahli psikologi dari Universitas Tennesse menemukan kesimpulan bahwa sikap memaafkan bisa menurunkan tekanan darah dan ketegangan serta mengurangi stres.

Psychology Today, Minggu (27/9/2009) melansir, memendam rasa marah dan tidak mau memaafkan orang lain akan berakibat pada terganggunya fungsi kekebalan tubuh.

Dalam temuan tersebut, diketahui bahwa otak si pendendam memperlihatkan aktivitas yang sama dengan yang dialami seseorang yang tengah mengalami stres, marah dan agresif.

Hal ini memicu datangnya berbagai penyakit seperti asma, sakit kepala, darah tinggi, insomnia bahkan serangan jantung.

"Kami meneliti 107 mahasiswa dengan menggunakan perangkat pencitraan otak berteknologi tinggi yang memanfaatkan temografi emisi position dan resonansi magnetic fungsional. Dari situ dapat diketahui perbedaan pola gambar otak orang yang memaafkan dan yang tidak bisa memaafkan," kata salah satu peneliti Kathleen Lawler.

Temuan Lawler dan timnya itu juga memperlihatkan adanya ketidaksamaan aktivitas hormon dan kondisi darah orang pemaaf jika dibandingkan dengan si pendendam.

Hormon dan komposisi zat kimia dalam darah si pendendam berhububungan dengan pola hormon emosi negatif yang mengarah pada pembentukan emosi saat stres. Itu sebabnya, sikap pendendam akan mempengaruhi tingkat kekentalan darah yang lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar